Nama Kelompok :
J
Mira Sandrana
JNella
Suwarno
JMuti;ah
Solehah Azhar
JRizky
kurniawan
MENGAMATI PERISTIWA KOROSI PADA BESI
Standar
Kompetensi : menerapkan konsep reaksi oksidasi reduksi an elektrokimia dalam
teknologi dan kehidupan sehari hari
Kompetensi
Standar : menjelaskan reaksi oksidasi reduksi alam sel elektrolisis
Indikator
: menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui percobaan
I.
TUJUAN
Peserta didik dapat mengamati
faktor-faktor yang mempengaruhi korosi
pada besi
II.
TEORI
Menurut
Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan
hanya menyerang logam, Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi
adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang
korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang
teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3·xH2O.
Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang
teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang
ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi
perkaratan:
Anode :
Fe → Fe2+
+ 2 e–
Katode :
O2 + 2H2O → 4e– + 4 OH–
Korosi merupakan proses
elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai
anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)
↔ Fe2+(aq) + 2e Eº = +0.44 V
Elektron yang dibebaskan
di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak sebagai katode, di
mana oksigen tereduksi.
O2(g)
+ 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) Eº = +0.40 V
atau
O2(g)
+ 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l) Eº = +1.23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada
anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk
senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu
karat besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.
a.
Kerugian
Besi (
Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini
sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau
jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa
digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
b.
Pencegahan
Pencegahan
besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut.
1) Proses pelapisan
Besi
dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini dilakukan dengan
cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang
digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta
(potensial reduksi lebih negatif dari besi). Contohnya: logam perak, emas,
platina, timah, dan nikel.
2) Proses katode pelindung (proteksi
katodik)
Besi
dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode, bukan sebagai
anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah
teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta (logam dengan
potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya
saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam tersebut mudah
teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (A12O3/ZnO)
bertindak sebagai inhibitor dengan cara menutup rapat logam yang di dalamnya,
sehingga oksigen tidak mampu masuk dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali,
seperti Na, K juga tidak bisa digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air.
Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg).
Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis,
sedang besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
. Pada proses
korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron. Anode adalah
bagian dari permukaan logam dimana metal akan larut.
Reaksinya : Fe → 2 Fe2+ + 4e-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++
akan melarut dan elektron-elektron e- tetap tinggal pada logam.
Katode adalah bagian permukaan logam dimana elektron-elektron 4e-
yang tertinggal akan menuju kesana (oleh logam) dan bereaksi dengan O2
dan H2O.
O2 +
H2O + 4e- —–> 4 OH-
Ion-ion 4 OH-
di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk 2 Fe(OH)2.
Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat Fe2O3.
Reaksi
perkaratan besi
a.
|
Anoda: Fe(s) → Fe2+
+ 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- → H2
2 H2O + O2 + 4e- → 4OH-
|
b.
|
2H+ + 2H2O + O2 +
3Fe → 3Fe2+ + 4OH-
+ H2
Fe(OH)2 oleh O2 di udara
dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O
|
Penyebab Korosi
Faktor yang
berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada
dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan
meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia
yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk
senyawa an-organik maupun organik.
Faktor yang
mempengaruhi Korosi
Korosi pada
permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses korosi,
bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2.
Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting, karena
air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan
dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada
pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3.
pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan
alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi pada kondisi asam,
yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung pada katode
yaitu: 2H+(aq)
+ 2e- → H2
4.
Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat
terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5.
Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah memberikan elektron atau
yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6.
Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat
lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang
berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang
kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar
dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal
ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7.
B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi,
karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen
sulfida (H2S), selama masa
putaran
hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan
kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2,
hasil re
duksi
sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi
anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini
dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini
dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena
mereka senang dengan air yang mengandung besi.
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Tabung reaksi 4 buah 3. Karet gelang 2 buah 5. gunting
2.
Plastik bening 2 buah 4. Rak tabung reaksi 6. Kertas isolasi
B. bahan
1.
Paku 4 buah 4. Minyak tanah
2.
Kertas amplas
5. Silika gel
3.
Air 6.
kapas
IV.
CARA KERJA
1.
Ambilah 4 buah tabung reaksi, beri label
masing-masing (1. Air, 2. Minyak tanah, 3. Silica gel, 4. Kapas)
2.
Isi masing-masing tabung reaksi dengan bahan sesuai
dengan labelnya.
3.
Amplas 4 batang paku besi hingga bersih , kemudian
masukkan masing-masing satu batang paku
ke dalam gelas pada cara 1
4.
Tutup gelas ke 2 dan 3 dengan plastik dan ikat
dengan karet sampai rapat
5.
Simpanlah gelas tersebut selama 6 hari ,kemudian
amati apa yag terjadi. Catat pengamatan anda
Catatan :
silika gel adalah zat yang bersifat higrokopis menyerap air.
V.
HASIL PENGAMATAN
HARI
(KEADAAN PAKU)
|
GELAS
|
|||
1 (AIR)
|
2 (MINYAK
TANAH )
|
3 (GEL)
|
4(kapas)
|
|
PERTAMA
|
PAKU MULAI
BERKARAT
|
-
|
-
|
-
|
KEDUA
|
PAKU MULAI BERKARAT
|
-
|
SEDIKIT
BERKARAT
|
MULAI
BERKARAT
|
KETIGA
|
PAKU MULAI
BERKARAT
|
-
|
BERKARAT
TIDAK SAMPAI SETENGAH
|
KARAT
SEBAGIAN BAWAH
|
KEEMPAT
|
PAKU
BERKARAT BATANG DAN DI ATAS
|
-
|
BERKARAT
1/3
|
SEMAKIN
BANYAK KARAT
|
KELIMA
|
BERKARAT
|
-
|
KARAT
|
KARAT
SEBAGIAN BAWAH
|
KEENAM
|
KARAT
|
-
|
KARAT
|
KARAT
|
VI. PERTANYAAN
1.
Gelas nomor berapakah yang paling cepat dan paling
lambat berkarat?
2.
Apakah tabung di mana paku berkarat terdapat oksigen
dan air?
3.
Apakah tabung
di mana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen atau air?
J jawab J
1.
Yang paling cepat berkarat adalah paku yang berisi
air karena O2 dan H2O ada pada paku tersebut. Dan yang
paling lambat berkarat terjadi pada silika gel.
2.
Yang terdapat oksigen dan air terdapat pada paku
yang berisi air dan kapas.
3.
Yang tidak terdapat berkarat terdapat pada paku yang
berisi minyak tanah karena tidak ada O2.
VII.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang
telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu kesimpulan jika KOROSI terjadi
karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu benda, dan adanya
beberapa faktor yang menyebabkan korosi terjadi , adapun faktor itu adalah :
Udara – O2 : Korosi terjadi
lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara disekitarnya, jadikorosi
akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksi dengan mengoksidasi logam
tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe).
Air – H2O : Korosi juga akan terjadi
jika pereduksinya adalah air (H2O) , sehingga jika lebih mudah suatu
logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O2 ).
Minyak tanah tidak dapat berkarat karena tidak adanya oksigen.
0 komentar:
Posting Komentar
@mira_rara ツ
@Mirasandrana
hidup tuh punya tujuan ツ untuk sekarang,esok,dan masa depan ツ.bissmilahirohmanirohim ツI love Allah ツ
rengat,riau ,indonesia · http://mira-sandrana.blogspot.com
Sunting profil anda
* 161 Tweets
* 350 Following
* 88 Followers