Rabu, 09 November 2016

“Hiperinflasi di Serbia”

Diposting oleh Mira Sandrana di 08.31


PENGANTAR ILMU EKONOMI
Tinjauan Artikel
“Hiperinflasi di Serbia”







MIRA SANDRANA
1506110814
AGRIBISNIS B
2015

DOSEN PEBIMBING:
Deby Kurnia,SP,M.Si

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU

Tinjauan Artikel
“Hiperinflasi di Serbia”
Kapan pemerintah memutuskan untuk mencetak uang guna membiayai pengeluaran-pengeluaran yang besar, maka dapat dipastikan bahwa dampaknya adalah inflasi secara besar-besaran. Rakyat Serbia telah mengalami hal itu pada awal dekade 1990-an.
Harga Khusus, Hanya Berlaku Hari Ini: 6 Juta Dinar Untuk Coklat Snickers
Oleh Roger Thurow
Beograd, Yugoslavia-Di sebuah toko yang beranama Luna, satu batang cokelat Snickers berharga 6 juta dinar. Hal itu terjadi setelah manajer Tihomir Nikolic membaca selembar faksmile yang telah dikirimkan oleh atasannya semalam.
Perintah yang tertulis pada kertas itu tertulis “Naikkan harga sebesar 99 persen”. Bahkan sebetulnya kenaikan harga yang dikehendaki adalah 100 persen, namun kenaikan sebesar itu tidak jadi dilakukan karena komputer yang ada di toko tersebut tidak mampu mencetak perubahan persentase harga dalam tiga digit.
Maka untuk kedua kalinya hanya dalam waktu tiga hari, Tuan Nikolic mempersiapkan perubahan harga. Ia melintangkan sebatang alat pengepel lantai di pintu masuk sementara komputer mencetak harga-harga baru di atas kertas perforasi. Kemudian dibantu oleh dua orang staf ia menyobek kertas perforasi itu menjadi label-label harga kecil dan melekatkan label harga pada masing-masing barang,namun hal itu terjadi lagi dapat mereka lakukan karena sudah terlalu  banyak kertas harga yang menempel pada barang-barang itu.
Setelah empat jam berlalu, alat pengepel itu mereka pindahkan dari pintu. Para pembeli mulai mengalir masuk, namun pada umumnya mereka langsung keluar, setelah sejenak menggosok-gosok mata mereka seolah-olah tidak percaya dengan harga-harga yang mereka lihat. Mereka kemudian sibuk menghitung jumlah angka nol. Tuan Nikolic sendiri memincingkan matanya ketika komputer mencetak harga untuk sebuah perekam video.
“Apakah ini miliar?”, ia bertanya pada diri sendiri. Pada kertas harga tertulis 20.391.560.223 dinar. Ia kemudian menunjuk kaos T-Shirt yang dikenakannya yang bertuliskan: “tidak terjangkau” yang sama dengan nama jus buah yang pernah dijualnya. Ia katakan bahwa kalimat tersebut sesungguhnya bisa menjadi ekspresi yang tepat bagi perekonomian Serbia yang sedang sangat buruk.
Bagaimana lagi anda dapat menggambarkan perekonomian Serbia? Sejak masyarakat internasional memberlakukan sanksi ekonomi, laju inflasi mencapai tidak kurang dari 10 persen per hari. Dalam kondisi seperti ini, jelas uang tidak lagi mempunyai nilai tukar 10 juta dinar, itupun di Hotel Hyatt, atau 12 juta pada sebuah sebuah kios penukaran uang di Alun-alun kota dan bahkan 17 juta pada sebuah bank yang di operasikan oleh kalangan dunia bahwa tanah di Beograd. Masyarakat Serbia mengeluh bahwa lembaran-lembaran uang dinar mereka itu sama nilainya dengan kertas tisu di kamar kecil.
Sementara itu, percetakan negara yang tersembunyi di belkang lokasi pacuan kuda di Beograd, dikabarkan terus-menerus mencetak uang selama 24 jam sehari, dalam upaya pemerintahan untuk mengimbangi inflasi yang terjadi, yang sebetulnya disebabkan oleh pencetakan uang secara terus-menerus itu sendiri. Pemerintah yang menyakini bahwa pencetakan uang akan dapat memadamkan ketidakpuasan yang terus berkembang di masyarakat, membutuhkan uang untuk membayar parah buruh yang dipecat dari pabrik-pabrik yang gulung tikar. Pemerintah juga memerlukan uang untuk membeli hasil panen dari para petani dan berbagai hal lain, misalnya membeli minyak dan berbagai barang impor yang diperlukan masyarakat. Selain itu pemerintah juga perlu menggaji tentaranya yang sedang bertempur di Bosnia dan Kroasia.
Pegawai-pegawai di berbagai tempat penukaran uang menyatakan bahwa dalam upayanya untuk mengjar target pencetakan uang, pemerintah bahkan juga meminta perusahaan percetakan swasta turut mencetak uang.

Sumber: The Wall Street Journal, 4 agustus 1993.
Di ambil dari buku : pengantar ekonomi jilid 2 ,penulis N. Gregory Mankiw

0 komentar:

Posting Komentar

@mira_rara ツ
@Mirasandrana

hidup tuh punya tujuan ツ untuk sekarang,esok,dan masa depan ツ.bissmilahirohmanirohim ツI love Allah ツ

rengat,riau ,indonesia · http://mira-sandrana.blogspot.com
Sunting profil anda

* 161 Tweets
* 350 Following
* 88 Followers

 

"Pio_Igo" :) Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting