Rabu, 09 November 2016

TUGAS PRAKTIKUM PENYULUAH DAN KOMUIKASI PERTANIAN “Akibat El Nino, Panen Padi Mundur Mei 2016” AGRIBISNIS-B

Diposting oleh Mira Sandrana di 08.18
TUGAS PRAKTIKUM
PENYULUAH DAN KOMUIKASI PERTANIAN
“Akibat El Nino, Panen Padi Mundur Mei 2016”
AGRIBISNIS-B
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
Desi Alfia (1506121060)
Endang Mujayana (1506111132)
Febrina Ayuningtyas (1506111006)
Jeki Rahman (1506
M. Hariyanto (1506
Mila Khotimah (1506111312)
Mira Sandrana (1506110814)
Muhammad Ikhsan (1506

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah mengenai penyuluhan dan komunikasi pertanian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan.
            Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan  demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.



                                                                                                      Pekanbaru, Oktober  2016


                                                                                                                     Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
1.1  Latar Belakang...............................................................................1
1.2  Tujuan............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................4
2.1 Pengertian El nino.........................................................................4
2.2 Dampak El nino di Indonesia........................................................5
2.3  pengertian Peramalan...................................................................8
2.4 kegunaan dan peran peramalan.....................................................8
BAB III PEMBAHASAN...................................................................9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................11
4.1 KESIMPULAN...........................................................................11
4.2 SARAN.......................................................................................11



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia yang merupakan negara agraris sebagian besar penduduknya yang hidup di pedesaan bermatapencaharian sebagai petani. Pada mumnya mereka memiliki keinginan untuk meningkatkan produksi pertaniannya tetapi karena banyak masalah yang dihadapinya sehingga sulit untuk mencapai apa yang diinginkannya. Masalah sempitnya lahan usahatani di Indonesia umumnya melanda kalangan petani yang menjadi penyebab semakin menjalarnya kemiskinan pada golongan petani kecil.
Indonesia juga merupakan negara pengimpor beras terbesar di dunia. Pada tahun 1986 Indonesia telah mampu menjadi negara yang berswasembada pangan karena telah berhasil dalam penemuan dan pemakaian bibit unggul. Namun demikian, produksi pertanian Indonesia dari tahun ke tahun justru semakin manurun disebabkan oleh beberapa faktor yang disebabkan penurunan ini diantaranya banyaknya terjadi alih fungsi lahan yaitu lahan pertanian yang memiliki potensi produktivitas yang tinggi dialih fungsikan kesektor pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan hidup apalagi dengan adanya peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang mendorong reklamasi pertanian yang baru dengan memanfaatkan lahan pertanian yang telah berkurang maka usaha swasembada pangan akan mengalami kemerosotan.
Program pembangunan pertanian terutama bidang kecukupan dan ketahanan pangan yang telah lama dilaksanakan di Indonesia sampai sekarang masih sangat memprihatinkan. Kondisi pertanian pangan di Indonesia baik secara kuantitas maupun kualitas ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan pangan sendiri bahkan akhir-akhir ini kita cenderung semakin tergantung pada impor produk pangan dari luar negeri. Hasil yang diperoleh dari kinerja ekspor produk-produk pertanian juga dinilai belum menggembirakan. Laju peningkatan impor produk-produk pertanian cenderung lebih besar daripada laju peningkatan ekspor sehingga semakin menyulitkan posisi Indonesia dalam era pasar global yang penuh dengan persaingan.
Sektor pertanian berperan penting terhadap perekonomian nasional, sumbangannya terhadap pendapatan devisa negara di luar minyak dan gas bumi serta dalam perekonomian rakyat tidak bisa di abaikan. Sejalan dengan hal ini, kondisi pertanian yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki pasar yang luas akan mendapat prioritas utama dalam pengembangannya. Dengan demikian, penemuan terhadap kebutuhan pangan, bahan baku industri, peningkatan lapangan kerja, peningkatan kesempatan berusaha dan peningkatan ekspor komoditi pertanian diharapkan dapat terjamin dan berkesinambungan.
Pertanian akan menjadi kekuatan besar jika dikelola dapat secara terpadu dalam satu kesatuan sistem agribisnis. Membangun sistem dan usaha agribisnis yang kokoh berarti pula membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan sehingga terjadi keseimbangan antar sektor. Ini juga berarti menciptakan meaningful employment yaitu di luar sektor pertanian, sehingga beban pertanian yang terlalu berat menampung tenaga kerja dapat teratasi.
Saat ini pengaruh pertanian tersebut sangat berpengaruh dalam cuaca di Indonesia. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke tempat.
Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang setinggi-tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh. Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan  dan kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain.
Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering adanya penyimpangan permulaan musim penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia. Seperti kondisi suhu (temperatur) udara, curah hujan, pola musim sangat menentukan kecocokan dalam optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian.
Dengan adanya pengetahuan mengenai iklim dan cuaca pemerintah dapat mengetahui kondisi cuaca di masa yang akan datang seperti fenomena el nino, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian yang tidak diingikan dan bisa merugikan pertanian.
1.2  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk menganalisis masalah pertanian yang sedang terjadi saat ini.
2.      Untuk mengetahui kebijakan pemerintah terhadap masalah yang ditimbulkan
3.      Untuk mengetahui dampak dari masalah el nino









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian El nino
El Nino adalah fenomena perubahan iklim secara global yang diakibatkan oleh memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi pada 2-7 tahun dan bertahan hingga 12-15 bulan (Sarachik, 2010). Ciri-ciri terjadi El Nino adalah meningkatnya suhu muka laut di kawasan Pasifik secara berkala dan meningkatnya perbedaan tekanan udara antara Darwin dan Tahiti (Irawan,
2006).
Indikator terjadinya El Nino ditunjukkan oleh nilai indeks osilasi selatan atau biasa disebut Southern Oscillation Index (SOI). Apabila terjadi El Nino maka nilai indeks osilasi selatan akan berada pada nilai minus dalam jangka waktu minimal 3 bulan dan sebaliknya untuk La Nina. Nilai SOI di kawasan Asia Tenggara berkorelasi kuat dengan curah hujan, karena itu nilai SOI merupakan indikator yang baik terhadap curah hujan di kawasan tersebut (Podbury, 1998).
Salah satu ciri-ciri El Nino adalah terjadinya peningkatan suhu permukaan laut Pasifik bagian timur. Sementara suhu permukaan laut di sekitar Indonesia menurun akibat dari tertariknya seluruh suhu permukaan yang hangat ke Pasifik bagian timur. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah awan yang terbentuk sehingga curah hujan juga menurun.
Penurunan suhu yang terjadi menyebabkan tekanan udara menjadi tinggi sehingga udara berpindah dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Permukaan laut Pasifik bagian barat yang lebih dingin menyebabkan terjadinya upwelling. Upwelling merupakan naiknya massa air di bawah permukaan air laut ke permukaan air laut. Semakin dalam suhu air semakin rendah dan kerapatan air meningkat.
Ketika laut tropis bagian timur memanas, laut tropis bagian barat akan menjadi lebih dingin. Siklus ini di perkenalkan oleh Sir Gilbert Walker pada tahun 1928 yaitu sirkulasi atmosfer yang berada di permukaan bumi sepanjang ekuator menuju barat dan atmosfer atasnya berlawanan arah akibat dari penyeimbangan dan geser angin. Berikut adalah gambar dari Siklus Walker.
Saat bulan Oktober-Maret matahari terletak di belahan bumi selatan, sehingga Australia mengalami musim panas dan Asia mengalami musim dingin. Tekanan udara di Australia menurun dan tekanan udara di Asia meningkat. Hal ini menyebabkan angin bergerak dari Asia ke Australia (angin moonson Asia) yang membawa banyak uap air karena melalui lautan yang luas dan saat itu lah terjadi musim hujan.
Sebaliknya, saat musim kemarau terjadi angin moonson Australia yang bertiup dari Australia ke Asia dan membawa sedikit uap air. Uap air yang sedikit ini dikarenakan angin yang bertiup melewati gurun yang luas dan lautan yang sempit. Sehingga terjadilah musim kemarau.
Pada tahun normal udara akan bergerak dari pasifik menuju Indonesia dan Australia dengan membawa uap air sehingga terbentuk awan yang menyebabkan hujan di sekitar Indonesia pada periode Oktober hingga Maret. Namun karena adanya El Nino maka uap air yang seharusnya tertiup ke Indonesia berbelok kearah Pasifik bagian timur.
Pada saat terjadinya El Nino suhu permukaan laut Pasifik bagian timur meningkat. Akan tetapi keadaan tersebut berbanding terbalik dengan permukaan laut di sekitar Indonesia. Suhu rendah dan tekanan udara meningkat di laut sekitar Indonesia. Suhunya semakin ke timur semakin meningkat.
Suhu muka laut diperairan Pasifik Barat yang lebih dingin menyebabkan terjadi upwelling dan tekanan udara di atasnya menjadi rendah dan udara pun cenderung bergerak turun ke daerah dengan tekanan lebih rendah artinya di atas permukaan laut di Pasifik Barat angin akan bergerak ke timur (Sarachik, 2010) dan angin yang membawa uap air ke barat berputar ke timur, menyebabkan Indonesia mengalami kekeringan.

2.2 Dampak El nino di Indonesia
Dampak yang ditimbulkan oleh El Nino adalah kekeringan panjang lebih dari pada tahun normal. Kekeringan ini terjadi akibat uap air yang seharusnya bertiup ke arah Indonesia berhenti di Pasifik bagian timur. Mendinginnya permukaan laut di sekitar perairan Indonesia karena tertariknya seluruh masa air hangat ke bagian timur Pasifik. Penyebabnya adalah perbedaan tekanan udara yang membawa uap air bertiup ke arah timur sehingga curah hujan di Pasifik bagian barat menurun.
Curah hujan yang menurun menyebabkan debit sungai menurun pula, sehingga lahan pertanian yang kebutuhan airnya bergantung kepada debit sungai mengalami kekeringan. Pada kejadian El Nino, ketersediaan air untuk pertanian berkurang yang mengakibatkan produksi dan produktivitas tanaman menurun atau bahkan tidak panen karena tanaman mengalami kekeringan.
Adapula keuntungan dari fenomena El Nino ini yaitu meningkatnya kandungan klorofil di perairan Indonesia yang merupakan nutrisi bagi ikan-ikan sehingga banyak ikan yang bermigrasi ke perairan Indonesia. Hal ini tentu sangat menguntungkan para nelayan.
Karena saat awal kejadian El Nino biasanya bertepatan dengan masa pembakaran lahan pertanian di daerah-daerah yang melakukan sistem perladangan berpindah, maka kondisi tersebut menyebabkan timbulnya kebakaran serta banyak menghasilkan asap yang sebarannya sangat luas serta dengan konsentrasi yang tinggi dan waktu tinggal asap tersebut di udara yang cukup lama. Hal ini menyebabkan turunnya tingkat kesehatan disekitar. Selain itu juga menyebabkan bentuk dan jumlah butiran2 air di awan juga berubah. Pada bidang pertanian kejadian El Nino menyababkan penurunan rata-rata kehilangan peluang produksi pangan selama tahun 1968-2000 sekitar 1.79 juta ton atau sekitar 3.06 % dari seluruh peluang produksi pangan (Irawan, 2006).
Pengaruh umum El Nino di perairan laut Indonesia adalah mendinginnya suhu permukaan laut di sekitar perairan indonesia akibat dari tertariknya seluruh masa air hangat ke bagian tengah samudra pasifik. akibat buruk dari kondisi ini adalah berkurangnya produksi awan di wilayah indonesia yang sudah pasti efek sampingnya adalah menurunnya curah hujan, tapi segi positifnya adalah meningkatnya kandungan klorofil-a di perairan laut indonesia. sudah menjadi rahasia umum bahwa semakin rendah suhu permukaan laut, maka kandungan klorofil-a semakin tinggi serta akibat lainnya adalah kemungkian terjadinya proses upwelling semakin besar di sekitar perairan indonesia. keadaan ini menyebabkan meningkatnya pasokan makanan ikan, jumlah ikan di sekitar perairan lebih banyak dari biasanya dan yang ujung-ujungnya mampu meningkatkan.
Pendapatan para nelayan. Sangat sedikit sekali bahan yang menjelaskan dampak La Nina di indonesia. Cuman dapat di Bell et al. (1999 dan 2000) yang mengatakan bahwa La Nina menyebabkan curah hujan di indonesia meningkat pada saat musim kemarau serta menyebabkan majunya awal musim hujan. akan tetapi hasil penelitian baru-baru ini memperlihatkan pola spasial anomali hujan saat La Nina 1998 serta saat awal La Nina 2010. hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa fenomena La Nina 1998 di mulai pada saat bulan April dan mulai berkurang dampaknya terhadap anomali curah hujan di Indonesia pada bulan November serta puncak kejadian terjadi pada bulan Agustus dan September. selain itu, pola spasial anomali hujan saat La Nina ternyata bergerak secara dinaims yang dimana pada saat awal kejadian La Nina dampaknya di Indonesia akan di mulai di daerah selatan Indonesia dan berakhir di daerah timur Indonesia (As-syakur, 2010). awal kejadian La Nina 2010 pun di mulai pada bulan April dan peningkatan curah hujan di mulai di rasakan juga oleh wilayah Indonesia bagian selatan (As-syakur dan Prasetia, 2010). peningkatan curah hujan saat kejadian La Nina 1998 dan 2010 bisa mencapai di atas 300 % dari curah hujan normal (Gambar di bawah). untuk lebh lengkapnya tentang fenomena ini, saya kan menulisnya pada artikel berikutnya berupa gabungan dari kedua paper tersebut. karena cenderung meningkatkan curah hujan pada musim kemarau serta majunya awal musim hujan tersebut, menjadikan efek La Nina bisa bersifat positif seperti naiknya rata-rata produksi pangan sebesar 521 ribu ton atau 1.08 % dari total rata-rata produksi (Irawan, 2006).
Kondisi wilayah laut indonesia juga terjadi sebaliknya dari kondisi La Nina. laut menjadi lebih hngat dari biasanya, pasokan klorofil-a menurun sehingga nelayan pun ikut merasakan dampaknya yaitu berkurangnya hasil tangkapan ikan.Menurut Aldrian (2003) dan As-syakur (2010) pengaruh ENSO (El Nino/La Nina) di Indonesia di mulai pada bulan april dan akan mencapai puncak pada bulan agustus dan september serta terus menurun sampai bulan November/Desember. Akan tetapi setiap para peneliti di dunia menarik kesimpulan yang sama bahwa efek ENSO pada setiap kejadian tidak akan pernah sama karena kompleksnya interaksi antara atmosfer dan laut, berbeda-bedanya pengaruh dominan dari faktor-faktor penyebab ENSO, serta adanya pengaruh lokal yang berbeda-beda pada setiap kejadian ENSO.

2.3 pengertian Peramalan
Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang terjadi pada waktu yang akan datang sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu rencana diantaranya didasarkan pada suatu proyeksi atau ramalan. Pada hakekatnya banyak keputusan penting yang dilakukan secara pribadi, instansi, maupun perusahaan kepada kejadian-kejadian dimasa yang akan mendatang sehingga memerlukan ramalan tentang keadaan lingkungan masa depan tersebut. Sehingga setiap kebijakan ekonomi tidak akan terlepas dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan keberhasilan pembangunan untuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang, dimana kebijaksanaan tersebut dilaksanakan. (Sofjan Assauri, 1984).
2.4 kegunaan dan peran peramalan
Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Setiap orang
selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah
keputusan yang didasarkan pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Kurang tepat ramalan yang kita susun atau yang kita buat maka kurang baiklah keputusan yang kita ambil. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahan. Sehingga yang paling diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan
kesalahannya. (Sofjan Assauri, 1984).
BAB III
PEMBAHASAN

Pertanian merupakan suatu sektor terpenting atau induk dari segalanya dalam kehidupan ini, dimana tanpa pertanian kita tidak akan bisa melanjutkan kehidupan. Dalam kegiatan pertanian, kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pertanian, salah satunya adalah faktor iklim. 
Pengetahuan tentang iklim dan cuaca harus dikuasai dengan baik karena segala faktor iklim/cuaca mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kegiatan pertanian sehingga kita bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena-fenomena alam yang akan terjadi seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus dan lain sebagainya.
Namun akhir-akhir ini di Indonesia terdapat masalah mengenai pertanian yang kaitannya dengan el nino. Akibat suhu terlalu ekstrim yang akan terjadi di Indonesia maka diperkirakan akan terjadi peristiwa el nino (kekeringan) yang diperkirakan terjadi pada bulan Maret 2016 pada sebagian besar wilayah di Indonesia, hal ini akan berdampak terhadap penentuan masa panen terutama masa panen dari tanaman padi akan diundur.
 Karena stok beras yang ada di Indonesia pada akhir tahun hanya sekitar 1,3 juta ton, dengan stok beras sejahtera hanya sebesar 200.000 ton, sementara diperkirakan kebutuhan konsumsi beras untuk  akhir bulan Februari sekitar 600.000 ton. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan beras dalam negeri diperkirakan akan mengalami kekurangan.
            Untuk menanggulangi kekhawatiran akan masalah kekurangan stok beras di Indonesia, maka pemerintah berencana akan melalukan kegiatan impor beras dari India dan Pakistan. Dan Indonesia juga masih memiliki kuota impor beras dari Vietnam sebanyak 800.000 ton.
            Menurut  kepala Bapenas, sofiandi Djalil, dengan melakukan kegiatan impor beras sebesar 1,2 juta ton maka kebutuhan beras dalam negri sampai bulan maret akan dapat terpenuhi walaupun masa panen padi tertunda.




















BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Pertanian akan menjadi kekuatan besar jika dikelola dapat secara terpadu dalam satu kesatuan sistem agribisnis. Membangun sistem dan usaha agribisnis yang kokoh berarti pula membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan sehingga terjadi keseimbangan antar sektor. Ini juga berarti menciptakan meaningful employment yaitu di luar sektor pertanian, sehingga beban pertanian yang terlalu berat menampung tenaga kerja dapat teratasi.
Saat ini pengaruh pertanian tersebut sangat berpengaruh dalam cuaca di Indonesia. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke tempat.
          Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh. Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan  dan kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain.
Di Indonesia pengetahuan tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering adanya penyimpangan permulaan musim penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di Indonesia. Seperti kondisi suhu (temperatur) udara, curah hujan, pola musim sangat menentukan kecocokan dalam optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian.
Dengan adanya pengetahuan mengenai iklim dan cuaca pemerintah dapat mengetahui kondisi cuaca di masa yang akan datang seperti fenomena el nino, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian yang tidak diingikan dan bisa merugikan pertanian.
4.2 Saran
            Hendaknya pemerintah dalam menghadapi perubahan permasalahan pertanian yang dikarenakan oleh perubahan cuaca dapat lebih mewasapadai dengan meningkatkan kkeakuratan data yang diperoleh oleh BMKG.Selain itu pemerintah juga harus dapat mengambil kebijakan pertanian yang dapat menyeimbangi antara keuntungan dan kerugian yang di terima oleh produsen dan konsumen seperti HET (harga eceran tertinggi) dan Harga dasar.

















DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2008. Fungsi-Peramalan-dalam-Perencanaan-dan-Pengendalian-Produksi. http://www.scribd.com/doc/60950685/35/Fungsi-Peramalan-dalam-Perencanaan-dan-Pengendalian-Produksi?olddoc=1 (26 Maret 2010).
Buffa, Elwood S. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta : Binapura Aksara.
Benyamin, Lakitan. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Soemarto. 1987. Manfaat dan Peranan Agroklimatologi. Bina Aksara. Jakarta.
Suyono. 2006. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Usaha Tani. UGM Press. Jogjakarta





0 komentar:

Posting Komentar

@mira_rara ツ
@Mirasandrana

hidup tuh punya tujuan ツ untuk sekarang,esok,dan masa depan ツ.bissmilahirohmanirohim ツI love Allah ツ

rengat,riau ,indonesia · http://mira-sandrana.blogspot.com
Sunting profil anda

* 161 Tweets
* 350 Following
* 88 Followers

 

"Pio_Igo" :) Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting