Rabu, 09 November 2016

Tinjauan Artikel INFLASI

Diposting oleh Mira Sandrana di 08.33


PENGANTAR ILMU EKONOMI
Tinjauan Artikel
INFLASI






MIRA SANDRANA
1506110814
AGRIBISNIS B
2015

DOSEN PEBIMBING:
Deby Kurnia,SP,M.Si

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU


INFLASI

A.    Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang atau jasa secara terus menerus dan kenaikan tersebut meluas ke seluruh sektor perekonomian yang lain karena ketidakseimbangan arus uang dan barang yang tersedia berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi itu adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Biasanya angka inflasi ditunjukkan dengan persentase.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
B.     Ciri-ciri Inflasi
1)      harga barang dan jasa naik secara terus menerus
2)      jumlah yang beredar melebihi kebutuhan
3)      jumlah barang relatif sedikit
4)      nilai uang (daya beli uang) turun

C.    Macam-macam Inflasi dan Penyebabnya
1)      Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
a)      inflasi ringan   : kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun
b)      inflasi sedang  : inflasi sedang antara 10%—30% setahun
c)      inflasi berat     : berat antara 30%—100% setahun
d)     inflasi hiperinflasi        : hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

2)      Menurut penyebabnya :
a)      Demand Pull Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah permintaan akan barang dan jasa. Perhatikan grafik berikut :
                              
 Keterangan:
              Grafik disamping menunjukkan hubungan antara harga barang (P), jumlah yang diminta dan ditawarkan (Q), dan keseimbangan harga (E). Terjadinya Demand Pull Inflation ketika permintaan akan barang dan jasa meningkat, maka kurva permintaan total (D) bergeser dari D1D1 ke D2D2. Ketika itu para pedagang akan mengambil keuntungan dengan menaikkan harga barang dari P1 ke P2. Sehingga pada saat itu, terjadi inflasi dan menimbulkan harga keseimbangan baru dari E1 ke E2.
Contoh kasus:
Mendekati hari raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau mall untuk membeli baju lebaran. Ketika sebelum lebaran harga baju tersebut Rp 50.000,00. Karena pedangang mengambil kesempatan itu untuk memperoleh laba yang lebih tinggi, maka pedagang menaikkan menjadi Rp 75.000,00 dan menambah pasokan barang yang dijual. Mau tidak mau sang pembeli menyetujuinya meskipun harganya lebih tinggi Rp 25.000,00. Kejadian seperti ini dikatakan sebagai Demand Pull Inflation.
b)      Cost Push Inflation
Yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi

Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan perilaku produsen ketika menghadapi situasi dimana harga produksi mengalami peningkatan. Ketika terjadi kenaikan harga produksi maka produsen akan menaikkan harga dari P1 ke P2 tetapi dia justru akan menurunkan jumlah barang/jasa yang dihasilkan dari Q1 ke Q2 sehingga akan menggeser kurva penawaran dari S1S1 menjadi S2. Hal ini dilakukan agar produsen tidak terus merugi sambil menunggu harga produksi kembali turun.
Contoh kasus:
Di Magetan ada banyak perajin dari bahan baku kulit. Ketika harga kulit naik, maka ongkos produksi sepatu, tas dll juga akan mengalami kenaikan. Keadaan ini disebut dengan inflasi. Agar perajin tidak merugi, mereka akan menaikkan harga jual produknya. Perajin juga akan mengurangi jumlah produk yang dihasilkan, karena takut dengan harga tinggi konsumen enggan membeli. Jika ini dibiarkan terus terjadi, maka perajin untuk mengurangi beban produksi, maka mereka akan berpikir untuk mengurangi jumlah karyawannya dan seterusnya. Kejadian seperti ini disebut dengan Cost Push Inflation.  
Cost Push Inflation terjadi karena 2 hal:
·         Kenaikan harga (baik faktor produksi maupun harga barang lain) disebut Price Push Inflation
·         Permintaan kenaikan upah atau gaji karyawan (Wage Push Inflation)

c)    Inflasi karena bencana alam
menyebabkan rusaknya barang barang produksi sehinga menyebabkan harga naik.
d)   Inflasi karena defisit anggaran belanja
untuk mengurangi beban subsidi maka pemerintah membuat kebijakan menaikkan harga. Contoh : BBM
e)    Inflasi campuran
inflasi yang terjadi disebabkan oleh kombinasi (campuran) antara unsur inflasi tarikan permintaan dan inflasi inflasi dorongan biaya produksi
f)    Inflasi impor (imported inflation)
inflasi yang terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri karena adanya perdagangan antarnegara. 
3)      Menurut asal inflasi:
a.       domestic inflation : inflasi yang berasal dari dalam negeri tanpa adanya pengaruh dari  negara lain
b.      imported inflation : inflasi yang berasa dari luar negeri
c.       inflasi yang berasal dari defisit anggaran belanja negara

D.     Penggolongan Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
E.     Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya.
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeksyang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu. Indeks harga barang-barang modal.
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
F.     Cara Mengatasi Inflasi
Ada 3 cara untuk mengatasi inflasi suatu negara atau daerah, diantaranya:
1.      kebijakan moneter atau sering disebut kebijakan uang ketat (fight money policy) pengendalian inflasi dengan cara mengendalikan (mengurangi) jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ada 5 cara yaitu:
a.       Politik Diskonto (Discount Policy), yaitu politik bank sentral untuk mempengaruhi jumlah peredaran uang dengan cara menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga bank. Ketika inflasi tinggi maka masyarakat dihimbau untuk menabungkan uangnya di bank agar JUB menurun dengan cara menaikkan tingkat suku bunga
b.      Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation), yaitu dengan jalan menjual surat-surat berharga (berupa Sertifikat Bank Indonesia.
c.       Politik kredit selektif, yaitu dengan cara memperketat atau mempersulit pemberian     kredit pada masyarakat.
d.      Politik sanering, yaitu dengan cara penyehatan kembali nilai uang

2.      kebijakan fiskal, yaitu kebijakan pemerintah untuk mengatur anggarannya. Ada 3 cara, yaitu:
a.      menaikkan tarif pajak
b.      menekan pengeluaran pemerintah
c.       meminjam dana dari masyarakat
3.      Kebijakan sektor riil, yaitu melakukan program-program nyata untuk mengendalikan harga dan produksi secara langsung, ada 5 cara, yaitu:
1.      menurunkan subsidi pemerintah
2.      menaikkan atau meningkatkan hasil produksi
3.      mengusahakan peredaran barang dalam negeri menjadi lebih banyak, bisa dari meningkatkan kapasitas produksi atau melakukan impor dari luar negeri
4.      adanya kebijakan upah
5.      menetapkan harga maksimal (price roof) untuk barang-barang tertentu

G.    Dampak Inflasi
Inflasi ini dalam perekonomian dapat menimbulkan dampak positif (keuntungan) dan dampak negetif (kerugian).
1.      Keuntungan Inflasi
a.      Inflasi akan meningkatkan pendapatan bagi para konglomerat / pengusah
b.      Inflasi menguntungkan bagi orang yang memiliki kekayaan dalam bentuk barang berharga seperti emas dll, karena saat inflasi harga jual barang berharga pasti juga ikut meningkat
c.       Buruh yang tergabung dalam serikat kerja yang kuat, dapat menuntut upah naik bahkan bisa melebihi dari tingkat inflasi
d.       Biaya produksi naik sehingga harga komoditi ekspor ikut naik


2.      Kerugian Inflasi
a.      Inflasi merugikan orang yang berpendapatan tetap
b.      Inflasi merugikan investor
c.       Inflasi merugikan kreditur (orang yang memberikan pinjaman kepada pihak lain
d.       Daya saing perusahaan melunak
e.        Efisiensi menurun karena tingginya biaya produksi
f.       Arus impor meningkat sehingga menimbulkan defisit anggaran belanja, neraca perdagangan, dan cadangan devisa
g.      Inflasi menimbulkan pengangguran 
H.    Peran bank sentral
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
Berikut ini adalah salah satu contoh artikel yang menyebabkan terjadinya inflasi:


Dolar Kembali Menguat, Rupiah Keok
Jakarta- Pembalikan arah (rebound) yang dialami Amerika Serikat terhadap mata uang utama didunia mengganjal laju rupiah. Dalam transaksi pasar uang, rupiah takluk 54 point (0,44 persen) kelevel 12.222 perdolar Amerika Serikat. Rupiah melemah bersama dengan mata uang Asia lainnya.
Analis PT Platon Niaga berjangka, Lukman Leong, mengatakan dolar kembali dominan di pasar mata uang setelah mengalami koreksi sejak akhir pecan lalu. Momentum pelemahan dua hari tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para pemain valuta asing untuk memborong dolar dengan harga barang. “Imbasnya, rupiah dan maa uang pasar berkembang kembali tertekan,” kata dia.
Investor  yakin bahwa dolar tidak akan pernah kehilangan daya tariknya sebagai asset paling aman ditengah perlambatan ekonomi global. Melihat belum adanya tanda pemulihan ekonomi Eropa dan Cina, kebutuhan dolar diperkirakan terus naik. Mereka memanfaatkan setiap koreksi untuk mengakumulasi dalam jangka waktu yang lama.
Dari sisi internal, pelaku pasar mulai mengambil sikap. Mereka melihat dan menunggu jelang rapat dewan gubernur Bank Indonesia. Pelaku pasar akan melihat bagaimana respons bank sentral menghadapi ancaman inflasi yang akan muncul setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. “kenaikkan harga BBM memunculkan ekspektasi kenaikkan suku bunga acuan (BI Rate),” ujar Lukman.
Menurut dia, ada kemungkinan bank sentral menaikkan suku bunga acuan mengingat kenaikkan harga BBM amat mungkin akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun hal itu masih bergantung pada bagaimana persiapan pemerintah dalam meredam inflasi yang akan disumbangkan setelah kenaikkan harga BBM.
Hari  ini (Rabu, 12 November 2014)  Lukman memperkirakan rupiah bergerak kisaran 12.200 pe dolar AS dengan risiko melemah ke level 12.300 per dolar. Tembusnya level resistan 12.200 sudah menegaskan bahwa posisi rupiah mulai rawan. “ Bank Indonesia perlu turun kepasar apabila pergerakkan rupiah sudah tidak wajar.”


Tinjauan Artikel
“Hiperinflasi di Serbia”
Kapan pemerintah memutuskan untuk mencetak uang guna membiayai pengeluaran-pengeluaran yang besar, maka dapat dipastikan bahwa dampaknya adalah inflasi secara besar-besaran. Rakyat Serbia telah mengalami hal itu pada awal dekade 1990-an.
Harga Khusus, Hanya Berlaku Hari Ini: 6 Juta Dinar Untuk Coklat Snickers
Oleh Roger Thurow
Beograd, Yugoslavia-Di sebuah toko yang beranama Luna, satu batang cokelat Snickers berharga 6 juta dinar. Hal itu terjadi setelah manajer Tihomir Nikolic membaca selembar faksmile yang telah dikirimkan oleh atasannya semalam.
Perintah yang tertulis pada kertas itu tertulis “Naikkan harga sebesar 99 persen”. Bahkan sebetulnya kenaikan harga yang dikehendaki adalah 100 persen, namun kenaikan sebesar itu tidak jadi dilakukan karena komputer yang ada di toko tersebut tidak mampu mencetak perubahan persentase harga dalam tiga digit.
Maka untuk kedua kalinya hanya dalam waktu tiga hari, Tuan Nikolic mempersiapkan perubahan harga. Ia melintangkan sebatang alat pengepel lantai di pintu masuk sementara komputer mencetak harga-harga baru di atas kertas perforasi. Kemudian dibantu oleh dua orang staf ia menyobek kertas perforasi itu menjadi label-label harga kecil dan melekatkan label harga pada masing-masing barang,namun hal itu terjadi lagi dapat mereka lakukan karena sudah terlalu  banyak kertas harga yang menempel pada barang-barang itu.
Setelah empat jam berlalu, alat pengepel itu mereka pindahkan dari pintu. Para pembeli mulai mengalir masuk, namun pada umumnya mereka langsung keluar, setelah sejenak menggosok-gosok mata mereka seolah-olah tidak percaya dengan harga-harga yang mereka lihat. Mereka kemudian sibuk menghitung jumlah angka nol. Tuan Nikolic sendiri memincingkan matanya ketika komputer mencetak harga untuk sebuah perekam video.
“Apakah ini miliar?”, ia bertanya pada diri sendiri. Pada kertas harga tertulis 20.391.560.223 dinar. Ia kemudian menunjuk kaos T-Shirt yang dikenakannya yang bertuliskan: “tidak terjangkau” yang sama dengan nama jus buah yang pernah dijualnya. Ia katakan bahwa kalimat tersebut sesungguhnya bisa menjadi ekspresi yang tepat bagi perekonomian Serbia yang sedang sangat buruk.
Bagaimana lagi anda dapat menggambarkan perekonomian Serbia? Sejak masyarakat internasional memberlakukan sanksi ekonomi, laju inflasi mencapai tidak kurang dari 10 persen per hari. Dalam kondisi seperti ini, jelas uang tidak lagi mempunyai nilai tukar 10 juta dinar, itupun di Hotel Hyatt, atau 12 juta pada sebuah sebuah kios penukaran uang di Alun-alun kota dan bahkan 17 juta pada sebuah bank yang di operasikan oleh kalangan dunia bahwa tanah di Beograd. Masyarakat Serbia mengeluh bahwa lembaran-lembaran uang dinar mereka itu sama nilainya dengan kertas tisu di kamar kecil.
Sementara itu, percetakan negara yang tersembunyi di belkang lokasi pacuan kuda di Beograd, dikabarkan terus-menerus mencetak uang selama 24 jam sehari, dalam upaya pemerintahan untuk mengimbangi inflasi yang terjadi, yang sebetulnya disebabkan oleh pencetakan uang secara terus-menerus itu sendiri. Pemerintah yang menyakini bahwa pencetakan uang akan dapat memadamkan ketidakpuasan yang terus berkembang di masyarakat, membutuhkan uang untuk membayar parah buruh yang dipecat dari pabrik-pabrik yang gulung tikar. Pemerintah juga memerlukan uang untuk membeli hasil panen dari para petani dan berbagai hal lain, misalnya membeli minyak dan berbagai barang impor yang diperlukan masyarakat. Selain itu pemerintah juga perlu menggaji tentaranya yang sedang bertempur di Bosnia dan Kroasia.
Pegawai-pegawai di berbagai tempat penukaran uang menyatakan bahwa dalam upayanya untuk mengjar target pencetakan uang, pemerintah bahkan juga meminta perusahaan percetakan swasta turut mencetak uang.

Sumber: The Wall Street Journal, 4 agustus 1993.
Di ambil dari buku : pengantar ekonomi jilid 2 ,penulis N. Gregory Mankiw

0 komentar:

Posting Komentar

@mira_rara ツ
@Mirasandrana

hidup tuh punya tujuan ツ untuk sekarang,esok,dan masa depan ツ.bissmilahirohmanirohim ツI love Allah ツ

rengat,riau ,indonesia · http://mira-sandrana.blogspot.com
Sunting profil anda

* 161 Tweets
* 350 Following
* 88 Followers

 

"Pio_Igo" :) Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting